Indofarma Akan Produksi Ivermectin Untuk Obat Terapi Covid-19



SuaraKupang.com – PT Indofarma Tbk siap memproduksi Ivermectin sebagai obat terapi Covid-19 sebanyak 4,5 juta butir setiap bulan. Hal ini sesuai permintaan Menteri BUMN Erick Thohir. Bahkan, anak usaha PT Bio Farma (Persero) tersebut mengklaim target produksi 6 juta butir per bulan sejak minggu lalu.

“Benar (siap produksi), kami bisa produksi 4juta-6 juta butir per bulan. Kami mulai produksi minggu lalu. Ini sesuai kapasitas produksi kami,” kata Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto, Selasa (29/06/2021).

Corporate Secretary Indofarma Wardjoko Sumedi menambahkan saat ini produksi sudah mencapai 4 juta butir per bulan. Namun, perusahaan melakukan efisiensi, sehingga ada tambahan produksi sekitar 500 ribu butir per bulan.

“Jadi untuk capai 4,5 juta per bulan insyaallah kami mampu dan sudah siap,” ujarnya.

Ia menuturkan Ivermectin telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan siap digunakan untuk kepentingan medis. Namun, penggunaan khusus untuk penyembuhan Covid-19 masih dalam tahap uji klinis.

“Kalau kepentingan Indofarma, kami hanya produksi obat itu. Kalau untuk pemakaian spesifik sih obat covid itu harus melalui uji klinis yang sekarang lagi berproses,” ucapnya.

Sejauh ini ada delapan rumah sakit yang telah melakukan uji klinis Ivermectin untuk obat Covid-19. Meski formula awal obat ini adalah untuk obat cacing, sejumlah jurnal kesehatan menyebutkan Ivermectin sebagai antiparasit dan bisa digunakan untuk menghambat laju virus dan terapi Covid-19.

“Kalau normal uji klinis kan 3-4 bulan, tapi dengan segala regulasi yang ada tentunya proses akan dipercepat. Berapa lamanya saya tidak bisa sampaikan,” jelasnya.

Secara terpisah, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengatakan pihaknya tak merekomendasikan penggunaan Ivermectin untuk pengobatan pasien terpapar virus corona.

Zubairi menyebut meski Ivermectin memiliki potensi antiviral pada uji secara in-vitro di laboratorium, hal tersebut belum menjadi evidence-based medicine (EBM).

“IDI tidak merekomendasikan penggunaan Ivermectin pada pasien Covid-19 untuk sekarang ini, sama sekali tidak merekomendasikan,” kata Zubairi.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan kepada BPOM produksi obat Ivermectin akan digenjot sampai 4,5 juta butir dalam waktu dekat. Hal ini untuk mengatasi ketersediaan obat terapi covid-19 di Indonesia di tengah lonjakan kasus dalam beberapa waktu terakhir.

“Kami sudah menyiapkan produksi sebesar 4,5 juta (Ivermectin). Nah ini kalau memang ternyata baik untuk semua, tentu produksi ini akan kami genjot,” ucap Erick saat konferensi pers virtual bersama BPOM, Senin (28/06/2021).

Kendati begitu, Erick tidak memberi rincian target waktu produksi obat tersebut. Ia hanya menekankan ketersediaan obat seperti Ivermectin sangat dibutuhkan saat ini.

“Dengan kondisi yang sekarang dilakukan pemerintah, apalagi PPKM Mikro terus ditingkatkan, ya tidak lain karena mencoba membantu rakyat mendapat obat murah atau (obat) terapi murah yang diputuskan setelah uji klinis,” katanya.


Photo Credit: Seorang tenaga kesehatan memperlihatkan botol berisi Ivermectin. AFP/Luis Robayo

 

Yuan Adriles
Latest posts by Yuan Adriles (see all)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *