Jurus Banyuwangi Genjot Pertanian, Ini Metode Agro Solution

Penanaman dengan metode Agro Solution untuk menggenjot produktivitas pertanian(foto:istimewa)


Banyuwangi mulai menerapkan sistem pertanian modern “agro solution’ untuk menggenjot produktivitas pertanian. Penerapan sistem agro solution ini ditandai dengan melakukan tanam perdana di kawasan Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Minggu, 30 Mei 2021.

“Agro solution adalah jawaban masalah pertanian,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Program agro solution dijalankan di lahan seluas 100 hektare. Penerapan inovasi ini bersinergi dengan perusahaan BUMN penghasil pupuk. Agro solution merupakan program yang digerakkan bersama BUMN bidang pupuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menambah penghasilan petani dengan pendampingan komprehensif, mulai on farm sampai off farm.

On farm atau pengembangan di lahan, disediakan produk input pertanian non-subsidi berkualitas, baik itu pupuk, benih, serta pestisida. Di samping itu, ada kawalan teknologi dan bimbingan teknis budidaya pertanian.

Sementara pada off farm, ada akses permodalan melalui perbankan, jaminan atas risiko gagal panen, serta kepastian pembelian panen oleh trader atau offtaker. “Dengan program ini, petani dan teman-teman penyuluh pertanian bisa mendapatkan pendampingan metode pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas. Sinergi ini juga memberikan kemudahan pada petani untuk mendapat bantuan modal perbankan dan jaminan gagal panen,” jelasnya.

Banyuwangi merupakan salah satu pilot project agro solution yang mulai dijalankan sejak Desember 2020, di sembilan kecamatan dengan total luasan tanam padi 114 hektar. Yakni di Kecamatan Rogojampi, Singojuruh, Glagah, Kalipuro, Muncar, Genteng, Purwoharjo, Siliragung, dan Tegalsari.

Tahun ini cakupan lahan yang masuk program agro solution bertambah di tiga kecamatan, yaitu Sempu, Kabat, dan Rogojampi, dengan total luasan tanam 427 hektare.

Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero), Panji Winanteya Ruky, mengatakan, agro solution memberikan input pertanian tepat guna. Di mana ada kawalan teknologi uji tanah, agronomi, memperbaiki pola cocok tanam, permodalan, menghubungkan dengan pembeli.

“Harapannya petani mulai memakai pupuk kualitas tinggi dengan harga promosi. Petani juga tidak perlu lagi memikirkan anggarannya dari mana karena ada pendampingan pembiayaan. Apabila terjadi gagal panen juga akan diambil pemerintah,” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan Banyuwangi menjadi daerah pertama melakukan tanam perdana agro solution tahun ini. Dengan agro solution, dari produktivitas 5-6 ton per hektare bisa meningkat jadi 9 hingga 10 ton per hektare. “Produktifitas pertanian bisa meningkat dua kali lipat. Semoga luasan tanam agro solution di Banyuwangi bisa terus bertambah,” jelasnya.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *