Mencicipi Durian Khas Mojokerto di Kampung Duyung Trawas

Durian Kampung Duyung, Kecamatan Trawas, Mojokerto.(Deni Lukmantara/Ngopibareng)


Bagi pencinta durian, Trawas terkenal sebagai salah satu daerah penghasil durian. Banyak pula yang menyebut kampung durian ini sebagai tempat mendem duren yang dalam bahasa Jawa berarti mabuk durian. Siapa yang doyan duren, tempat ini rekomended lho.

Kalian bisa menikmati durian sambil menikmati kopi. Durian khas Trawas ini memiliki cita rasa yang khas, yaitu manis legit, legit pahit, teksturnya halus namun keset dan sensasi rasanya spesial.

Untuk mendapatkan durian khas Trawas, wisatawan bisa datang ke beberapa kampung durian. Seperti di Desa Penanggungan, Kedungudi, Duyung, dan Belik, Kecamatan Trawas. Di kampung durian banyak warga yang menjual durian di depan rumahnya dan bisa dinikmati langsung di teras maupun di ruang tamu.

Meski banyak jenis durian yang dijual para pedagang, mulai durian mentega, duren lokalan, hingga montong lokal. Namun, primadonanya adalah durian merica.

Di antara sekian banyak jenis durian di sana, durian merica adalah yang paling diburu pembeli. Salah satu tempat yang bisa menjadi jujukan untuk memperoleh durian merica adalah Dusun Duyung, Desa Duyung. Kawasan tersebut sudah lama dikenal sebagai Kampung Durian.

Kampung yang ada di lereng di kaki Gunung Penanggungan, Welirang, dan Arjuno ini banyak dikunjungi para wisatawan, apalagi jika weekend.

“Banyak jenisnya, tapi yang paling khas jenis merica. Buahnya kecil tidak besar, tapi rasanya dahsyat,” kata Benyamin salah satu pedagang durian di Kampung Duyung, Minggu 6 Februari 2022.

Berbeda dengan durian pada umumnya, durian Merico dan Duyung berukuran kecil. Namun, durian khas Trawas ini sama-sama mempunyai daging buah yang pulen, lembut, dengan rasa legit bercampur pahit. Bedanya, durian Merico mempunyai daging buah berwarna kuning. Sedangkan daging buah durian Duyung berwarna putih tulang.

Benyamin memiliki kebun durian sendiri, ia menanam pohon durian sejak 35 tahun lalu. Puncak musim panen durian khas Trawas ini biasanya pada bulan Januari hingga Februari. “Kalau hari libur mencapai ratusan orang. Kebanyakan dari Mojokerto sendiri, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Bojonegoro dan Tuban,” terang Benyamin.

Durian termahal di kampung durian ini adalah jenis Montong. Selain buahnya besar, dagingnya juga tebal. “Durian lokalan Rp 100 ribu untuk 3 buah. Sedangkan durian Merico Rp25 ribu per buah. Kalau durian Montong lokal paling besar Rp75 ribu, paling kecil Rp60 ribu,” ungkapnya.

Salah satu pengunjung Natalia juga sengaja datang ke kampung durian Duyung karena penasaran dengan rasa durian di sana. “Rasanya mengejutkan, ada yang manis saja, ada juga yang manis dan pahit, dagingnya lembut, bijinya kecil,” terang Natalia.

Dia mengatakan bahwa menyantap durian tersebut semakin nikmat karena ditemani suasana alam pegunungan. Selain itu pemandangan sepanjang perjalanan menuju kampung Duyung ini juga disuguhi dengan pemandangan yang indah.

“Enaknya bisa menikmati durian dengan kondisi alamnya yang cantik, jadi wisatawan dimanjakan pemandangan ini,” tandas Natalia.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *